MAKALAH HARGA TRANFER
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
pengguna
pengetahuan keperilakuan dalam auditSuatu tulisan mengai audit internal
menyatakan bahwa auditor internal berada “dalam suatuposisi yang lebih bik
dibanding auditor eksternal untuk menilai faktor – faktor risiko”
(Greendan Caldereon, 1996).
Para penulis percaya
bahwa auditor internal
sangat memahamiorganisasi mereka
sebagai akibat dari kedekatan mereka dengan para karyawan organisasi,yang
mungkin mereka untuk mengevaluasi bukti – bukti secara verbal dan visual
yangberhubungan dengan sikap dan perilaku secara lebih efektif.Secara umum
penanganan keperilakuan organisasi adalah akibat dari berbagai halberikut :1.
Kondisi, pada umumnya kualitas dari struktur pengendalian internal.2. Motivasi atau
kebutuhan dari karyawan kantor untuk membentuk etika dan kejujuranatau
sebaliknya3. Sikap dasar karakteristik pribadi dari seluruh tingkatan karyawan
Diasumsikan bahwa
para auditor internal
dalam setiap pekerjaanya selaluberhubungan dengan karyawan
– karyawan yang ada di organisasi. Kedekatan inimenghasilkan posisi evaluatif
yang memungkinkan karyawan untuk menerima ataumenolak auditor, di mana hal
tersebut akan berdampak pada tingkat kebebsan auditor.Pengalaman dan pemahaman
atas aspek – aspek keperilakuan serta pertimbanganterkait memberikan kepada
auditor alat audit yang kuat.Selain
masalah perilaku pihak
yang di audit,
auditor onteral juga
perlumemahami budaya organisasi. Porter et al (1985) dikatakan bahwa
budaya organisasimemengaruhi sikap dan perilaku auditor. Untuk budya
organisasi, unsur – unsurnyatercermin, antara lain:1. Komitmen karyawan2.
Kualitas pelatihan dan pengembangan staf3. Indetitas perusahaan seperti
kebijakan4. Pembuat keputusan5. Fokus manajemenOleh karena itu, suatu audit
tidak akan menjadi kontradiktif ketika laporanlaporan audit dapat diterima dan
dimplementasikan.Posisi budaya mencerminkan keyakinan
dan kondisi dari
para karyawanoraganisasi. Budaya
selalu dipertimbangkan dalam
pembhasaan mengenaiorganisasi.
Prat (1986) melakukan suatu studi yang mebandingkan bagian darisikap pihak yang
di audit yang dipengaruhi oleh budaya negaranya masing –masing (amerika dan
jepang). Prat menemukan bahwa perbedaan struktur nilai,tingkat motivasi, dan
prersepsi antara auditor. Amerika dan Jepang menyebabkanperbedaan sikap
yangsignifikan antar keduany
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
definisi dari harga transfer?
2. Sebutkan
tujuan dari harga transfer?
3. Metode
–metode apa saja yang dipakai dalam menentukan harga transfer?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Harga Transfer
Ø Harga
transfer (dalam arti luas) adalah penentuan harga barang atau jasa yang
ditransfer kepada antar pusat pertanggung-jawaban dalam satu organisasi tanpa
memandang bentuk pusat pertanggungjawabannya.
Ø Harga
transfer (dalam arti sempit) adalah harga perpindahan barang antara duapusat
laba atau lebih.
Untuk
pembahasan lebih lanjut, maka harga transfer ini digunakan untuk kepentingan
penilaian kemampuan laba divisi. Oleh sebab itu di dalam suatu perusahaan
terdapat :
a. Divisi
yang menjual produk (barang/jasa) = penjual.
b. Divisi
yang membeli produk (barang/jasa) = pembeli.
Sehingga
dalam divisi-divisi tersebut perlu dibuat 2 (dua) macam keputusan :
1.
Keputusan pemilihan sumber, adalah menetapkan membeli dari luar perusahaan atau
eksternal (pemasok) atau membeli dari dalam perusahaan atau internal (divisi
penjual).
2. Keputusan
penetapan (penentuan) besarnya harga transfer Harga transfer sering memicu
masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya, karena melibatkan dua unit,
yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga transfer juga mempengaruhi
pengukuran laba unit, harga transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli
sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka
penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat penting.
B.
Tujuan harga transfer
Harga
transfer yang terjadi antar unit harus mencapai beberapa tujuan, antara lain:
1. Memberi
informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal
balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2. Menghasilkan
keputusan yang selaras dengan cita-cita (meningkatkan laba unit usaha namun
juga dapat meningkatkan laba perusahaan).
3. Membantu
pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
4. Sistem
tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.
Harga
transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya,
karena melibatkan dua unit yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga
transfer juga mempengaruhi laba unit, harga tranfer yang tinggi akan merugikan
unit pembeli sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit
penjual, maka penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat penting
C. Metode
Penentuan Harga Transfer
Tentunya
dalam penentuan harga transfer manajemen tidak dapat sembarangan menentukan
harga, secara garis besar harga tersebut sebisa mungkin tidak merugikan salah
satu pihak yang terlibat, selain itu harga transfer dalam praktiknya harus
terusdiperhatikan agar tujuan manajemen sesuai dengan tujuan perusahaan.
Prinsip dasarnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang
akan dikenakan seandainya produk tersebut dijual ke konsumen luar atau dibeli
dari pemasok luar. Namun hal tersebut dalam dunia nyata sangat sulit
diterapkan, hanya sedikit perusahaan yang menetapkan prinsip ini.
Metode
penentuan Harga Transfer :
a) Metode
Variable Cost
Adalah
penetapan harga transfer yang sama dengan biaya variabel unit penjualan,
Standard + Laba. Hal ini dilakukan apabila penjual mempunyai kapasitas yang
berlebihan. Tujuan utamanya adalah untuk memuaskan permintaan internal karena
harganya cukup rendah.
b) Metode
Full Cost,
Adalah
penetapan harga transfer berdasarkan pembebanan penuh dan yang paling umum
digunakan karena dapat dipahami dengan baik dan informasinya siap tersedia pada
catatan akuntansi. Kelemahannya adalah termasuk biaya-biaya tetap yang
berpengaruh terhadap keputusan jangka pendek.
c) Metode
Market Price,
Adalah
penetapan harga transfer berdasarkan harga pasar, dan metode ini paling
disukai. Keunggulannya bahwa harga transfernya cukup obyektif. Kelemahannya
bahwa harga pasar produk/jasa tertentu tidak tersedia.
d) Metode
Negotiated Price,
Adalah
penetapan harga transfer berdasarkan negosiasi antara 2 (dua) pusat
pertanggungjawaban. Metode ini dilakukan jika terdapat suatu pertentangan yang
cukup signifikan diantara keduanya sehingga dicapai kesepakatan harga oleh
kedua belah pihak, sehingga tidak perlu arbitrasenya. Keterbatasannya adalah
mengurangi otonomi unit-unit tersebut.
Metode
penentuan harga transfer oleh perusahaan pada umumnya menggunakan tidak hanya 1
(satu) metode, tetapi 2 (dua) metode atau lebih, dan hal ini
disebut dual pricing.Prinsip dasar, harga transfer sebaiknya
sama dengan harga yang dikenakan seandainya produk tersebut dijual ke konsumen
di luar atau dibeli dari pemasok luar. Situasi yang paling ideal adalah
berdasarkan harga pasar, hal ini akan tercapai jika dipenuhi kondisi-kondisi :
1. Orang-orang
yang kompeten yang harus memperhatikan kinerja jangka panjang yang sama dengan
jangka pendek.
2. Atmosfer
yang baik profitabilitas sebagai dasar penilaian kinerja, sehingga harga
transfer dikehendaki yang adil.
3. Kondisi
pasar yang normal dan mapan, ini identik dengan kondisi produk yang sama
(kualitas, kuantitas dan waktu pengiriman),sehingga memperoleh penghematan dari
penjualan di dalam perusahaan.
4. Kebebasan
memperoleh sumber daya sehingga manajer pusat laba dapat berurusan dengan pihak
eksternal dan internal, dan harga transfer merupakan biaya kesempatan bagi
penjual untuk menjual produknya ke dalam perusahaan.
5. Informasi
penuh para manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada baik dari biaya
maupun pendapatannya yang relevan.
6.
Negosiasi harus ada mekanisme kerja untuk melakukan negosiasi “kontrak” antar
unit usaha.
Hambatan
perolehan sumberdaya, idealnya manajer pembelian bebas untuk mengambil
keputusan memperoleh sumber daya, sebaliknya manajer penjualan bebas untuk
menjual produk ke pasar yang paling menguntungkan. Jika kebijakan korporat
membatasi, maka ada hambatan dalam memperoleh sumber daya pada kebijakan harga
transfer. Hal ini meliputi :
1. Pasar
yang terbatas, pasar bagi pusat laba penjual atau pembeli sangat terbatas,
dengan alasan : a) Kapasitas internal membatasi pengembangan penjualan
internal.
b) Perusahaan
merupakan produsen tunggal dari produk yang terdiferensiasi, tidak ada sumber
daya dari luar.
c) Jika
perusahaan telah melakukan investasi yang sangat besar, maka cenderung tidak
akan menggunakan sumber daya dari luar kecuali harga jual di luar mendekati
biaya varaibel perusahaan, dan ini jarang terjadi.
Untuk
mengetahui harga kompetitif, caranya :
a. Ada
harga pasar yang diterbitkan.
b. Harga
pasar ditentukan oleh penawaran harga terendah mungkin akan memenangkan usaha
tersebut.
c. Pusat
laba produksi yang menjual barang yang sama di pasar bebas akan meniru harga
kompetitif yang berada di luar.
d. Pusat
laba pembelian membeli produk serupa dari pasar luar/bebas.
2. Kelebihan
dan kekurangan kapasitas industri, hal ini akan terjadi :
a.
Jika pusat laba penjualan tidak bisa menjual produknya ke pasar bebas atau
mempunyai kapasitas berlebih. Perusahaan tidak dapat mengoptimalkan labanya
jika pusat laba pembelian membeli dari pemasok luar sedangkan kapasitas
produksinya masih memadai.
b. Jika
pusat laba pembelian tidak memperoleh produk yang diperlukan dari luar
sementara pusat laba penjualan menjual produknya ke luar, akibatnya kekurangan
kapasitas produksi dalam industri, dan out dari pusat laba pembelian terhambat
sehingga laba perusahaan tidak optimal.
c. Jika
jumlah harga transfer kecil atau sementara perusahaan membiarkan para pembeli
dan penjual saling bekerja sama tanpa campur tangan Kantor Pusat.
d. Beberapa
perusahaan memberikan wewenang pusat laba pembelian atau penjualan untuk
menyerahkan keputusan memperoleh sumber daya pada seseorang atau Komite.
e. Jika
terjadi pertentangan antara pusat laba pembelian dengan penjualan maka yang
dipilih adalah berurusan dengan pihak luar karena mereka memberikan layanan
yang terbaik.
f. Jika
ada hambatan perolehan sumber daya, maka harga pasar adalah harga transfer yang
paling baik atau cara lain yang lebih kompetitif.
g. Dalam
penentuan harga transfer unsur-unsur iklan, pendanaan dan lainnya yang tidak
dikeluarkan oleh penjual tidak diperhitungkan
3. Aspek
Internasional Harga Transfer
Transfer
pricing sering juga disebut dengan intracompany pricing, intercorporate
pricing, interdivisional atau internal pricing yang merupakan harga yang
diperhitungkan untuk keperluan pengendalian manajemen atas transfer barang dan
jasa antar anggota (grup perusahaan). Bila dicermati secara lebih lanjut,
transfer pricing dapat menyimpang secara signifikan dari harga yang disepakati
(harga pasar). Tujuan harga transfer berubah apabila melibatkan multinational
corporation
(MNC)
serta barang yang ditransfer melalui batas-batas negara. Tujuan penentuan harga
transfer internasional terfokus pada meminimalkan pajak, bea, dan risiko
pertukaran asing, bersama dengan meningkatkan suatu kompetitif perusahaan dan
memperbaiki hubungannya dengan pemerintah asing. Walaupun tujuan domestik
seperti motivasi manajerial dan otonomi divisi selalu penting, namun seringkali
menjadi sekunder ketika transfer internasional terlibat. Perusahaan akan lebih
fokus pada pengurangan pajak total atau memperkuat anak perusahaan asing. Oleh
karena itu transfer pricing juga sering dikaitkan dengan suatu rekayasa harga
secara sistematis yang ditujukan untuk mengurangi laba yang nantinya akan
mengurangi jumlah pajak atau bea dari suatu negara.
4. Konsep
harga transfer
Dalam
arti luas harga transfer meliputi harga produk atau jasa yang ditransfer
antarpusat pertanggungjawaban dalam perusahaan. Dengan demikian pengertian
harga transfer ini meliputi semua bentuk alokasi biaya dari departemen pembantu
dan departemen produksi dan harga “jual” produk atau jasa yang ditransfer antar
pusat laba. Dalam arti sempit harga transfer merupakan harga barang dan jasa
yang ditransfer antar pusat laba dalam perusahaan yang sama. Karena manajer
pusat laba diukur kinerjanya berdasarkan laba yang diperoleh, maka setiap
transfer barang atau jasa antar pusat laba, selalu diperhitungkan di dalamnya
unsur laba.
5. Karakteristik
harga transfer
Jika
antar pusat laba dalam suatu perusahaan membeli dan menjual barang, ada dua
macam keputusan yang harus di buat.
♣ Keputusan
pemilihan sumber.
Keputusan
pertama yang harus dibuat adalah penentuan dimana produk harus diproduksi,
yaitu diproduksi di dalam perusahaan atau dibeli dari pemasok luar. Keputusan
ini disebut dengan istilah lain sourcing decision.
♣ Keputusan
penentuan harga transfer.
Jika
produk diproduksi di dalam perusahaan, keputusan berikutnya yang harus dibuat
adalah pada harga transfer berapa produk tersebut ditransfer dari divisi
penjual ke divisi pembeli. Keputusan ini dikenal dengan istilah lain transfer
pricing decision.
Dalam
penentuan harga transfer ada dua divisi yang terlibat: divisi penjual, yang
mentransfer barang atau jasa dan divisi pembeli, yang menerima transfer barang
atau jasa dari divisi penjual. Dari dua konsep harga transfer di atas, penetuan
harga transfer yang memiliki potensi untuk menimbulkan banyak masalah adalah
penentuan harga transfer barang antardivisi sebagai pusat laba. Harga transfer
pada hakikatnya memiliki tiga karakteristik berikut ini:
1. Masalah
harga transfer hanya timbul jika divisi yang terkait diukur kinerjanya
berdasarkan atas laba yang diperoleh mereka dan harga transfer merupakan unsur
yang signifikan dalam membentuk biaya penuh produk yang diproduksi di divisi
pembeli.
2. Harga
transfer selalu mengandung unsur laba di dalamnya. Harga transfer merupakan
alat untuk mempertegas diversifikasi dan sekaligus mengintegrasikan divisi yang
dibentuk.
6. Memilih
dan Menentukan Harga Transfer yang benar
Harus
mempertimbangkan 3 (tiga) faktor yang dipertimbangkan dalam memutuskan apakah
akan melakukan transfer-transfer internal atau tidak, yaitu :
1. Apakah
terdapat pemasok dari luar?
Jika
tidak ada harga pasar, maka harga transfer yang paling baik adalah berdasarkan
biaya atau negosiasi. Jika ada maka perlu mempertimbangkan biaya variabel
penjual.
2. Apakah
biaya variabel penjual lebih kecil dari pada harga pasar?
jika
tidak maka harga jual penjual lebih tinggi dari harga pasar, sebaiknya membeli
di luar (pasar). Sebaliknya jika ya biaya variabel penjual lebih rendah dari
harga pasar, dan harga penjual lebih rendah maka sebaiknya membeli di dalam.
3. Apakah
unit penjual beroperasi pada kapasitas penuh?
jika
tidak berarti penjual penjual harus menjediakan bagi pembeli internal dan harga
transfer berada diantara harga variabel dan harga pasar, jika ya perlu
menentukan dan membandingkan penghematan biaya penjualan internal VS biaya
oportunitas atas penjualan yang hilang pada unit penjualan.
7. Tunjuan
Dan Prinsip Harga Tranfer
Tujuan
harga Transfer :
Memberikan
informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha dalam penentuan transfer
yang optimum antara pendapatan dan biaya.
Menghasilkan
keputusan yang selaras (goal congruence), karena system yang digunakan untuk
kepuutusan dapat meningkatkan laba usaha yang akan meningkatkan laba
perusahaan.
Membantu
pengukuran kinerja ekonomi unit usaha.
Sistem
yang mudah dimengerti dan dikelola.
Prinsip
Dasar :
Harga
transfer sebaiknya sama dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk
tersebut dijual ke pasar atau dibeli dari pemasok. Prinsip ini sulit ekonomi
klasik harga jual = biaya marginal, karena labanya optimum (tetapi tidak
realistis bagi harga transfer). Oleh sebab itu ada kebijakan dalam penentuan
harga transfer dimulai dari yang sederhana sampai dengan yang ideal, atau
mudah.
8. Mekanisme
Penyelesaian Konflik
Bila
terjadi konflik antara unit penjual (produksi) dan unit pemakai (pembeli),
dilakukan dengan membentuk Komite Harga Transfer yang paling ekstrim,
yang memiliki 3 (tiga) tanggung jawab :
1.Menyelesaikan
arbitrasi harga transfer.
2. Meninjau
alternatif perolehan sumber daya (jika ada).
3.Mengubah
peraturan harga transfer jika diperlukan.
Cara
melakukan arbitrase :
1) Sistem
formal tertulis ditujukan kepada Arbitror (pendamai).
2) Sistem
Informal melalui presentasi secara lisan
Cara-cara
untuk menyelesaikan konflik :
1. Forcing
(memaksa), untuk menghindari konflik.
2. Smoothing
(membujuk), untuk menghindari konflik.
3. Bargaining
(menawarkan), untuk penyelesaian konflik.
4. Problem
solving (menyelesaikan masalah) untuk menyelesaikan konflik.
Karena
setiap divisi yang dibentuk perusahaan diukur kinerjanya atas dasar laba yang
diperoleh masing-masing, maka dua masalah yang selalu dirundingkan oleh divisi
penjual dan divisi pembeli adalah:
a) Dasar
yang digunakan sebagai landasan penentuan harga transfer. Dalam penentuan harga
transfer, divisi pembeli dan divisi penjual harus menyepakati dasar yang akan
dipakai sebagai landasan penentuan harga transfer: biaya dan harga pasar. Biaya
yang dipakai sebagai dasar penentuan harga transfer adalah biaya penuh: biaya
penuh sesungguhnya dan biaya penuh standar.
b) Besarnya
laba yang diperhitungkan dalam harga transfer. Dua faktor yang harus
dirundingkan antara divisi penjual dengan divisi pembeli dalam menentukan
besarnya laba yang diperhitungkan dalam harga transfer adalah:
Dasar
yang digunakan untuk menentukan laba yang diperhitungkan dalam harga transfer.
Besarnya
laba yang diperhitungkan dalam harga transfer. Laba yang diperhitungkan dalam
harga transfer dapat ditentukan berdasarkan persentase tertentu dari biaya
penuh atau berdasarkan aktiva penuh yang digunakan untuk memproduksi produk.
Jika laba ditentukan sebesar persentase tertentu dari biaya penuh, harga
transfer yang dihasilkan tidak memperhitungkan modal yang diperlukan dalam
memproduksi produk yang ditransfer. Aktiva penuh merupakan dasar yang baik
untuk memperhitungkan laba dalam harga transfer, namun banyak masalah yang
timbul dalam memperhitungkan aktiva penuh sebagai investment base. Jika aktiva
penuh divisi dipakai sebagai dasar penentuan laba yang diperhitungkan dalam
harga transfer, dua factor yang harus dipertimbangkan adalah:
Jenis
aktiva yang diperhitungkan sebagai dasar
Cara
penilaian aktiva yang digunakan sebagai dasar
Jenis
aktiva yang diperhitungkan sebagai dasar penentuan laba dalam harga transfer
dapat digolongkan menjadi dua kelompok: aktiva lancar dan aktiva tidak lancar.
Jenis aktiva yang diperhitungkan dalam aktiva lancar divisi penjual adalah
aktiva lancar yang digunakan untuk operasi divisi penjual. Dengan demikian
investasi sementara dalam surat berharga tidak diperhitungkan sebagai aktiva
yang dipakai sebagai dasar penentuan laba dalam harga transfer. Begitu pula
dengan investasi jangka panjang divisi penjual tidak diperhitungkan dalam
aktiva tidak lancar yang dipakai sebagai dasar penentuan laba dalam harga
transfer.
Aktiva
tetap yang diperhitungkan sebagai dasar penentuan laba dalam harga transfer
adalah kondisi aktiva tetap divisi penjual pada awal tahun berlakunya harga
transfer. Jika dalam tahun berjalan, divisi penjual melakukan investasi dalam
aktiva tetap, jumlah investasi ini biasanya diperhitungkan dalam penentuan
harga transfer tahun berikutnya. Begitu pula jika dalam tahun berjalan divisi
penjual melakukan penghentian pemakaian aktiva tetapnya, perubahan ini baru
diperhitungkan dalam penentuan harga transfer tahun berikutnya.
Dalam
penentuan harga transfer berdasarkan biaya, terdapat berbagai pilihan tipe
biaya yang digunakan sebagai dasar: biaya sesungguhnya atau biaya standar. Tipe
biaya manapun yang dipilih, biaya penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan
harga transfer dapat direkayasa dengan salah satu dari tiga metode biaya: full
costing, variable costing, activity based costing.
Dalam
penentuan harga transfer berdasarkan harga pasar, harga transfer dihitung
dengan menggunakan metode harga pasar minus. Harga yang berlaku di pasar
dikurangi dengan potongan volume dan berbagai biaya yang dapat dihindari oleh
divisi penjual untuk mendapatkan harga barang atau jasa yang ditransfer dari
divisi penjual ke divisi pembeli. Jika produk yang ditransfer memiliki harga
pasar, harga pasar produk merupakan biaya kesempatan baik bagi divisi penjual
maupun bagi divisi pembeli, sehingga harga tersebut merupakan dasar yang adil
sebagai dasar penentuan harga transfer bagi divisi yang terlibat.
Karena
penentuan harga transfer memerlukan proses negosiasi antar manajer divisi yang
terlibat, perlu dibuat aturan negosiasi, sehingga masing-masing manajer
menggunakan dasar yang sama untuk membahas berbagai unsur yang akan
diperhitungkan dalam harga transfer. Di samping itu, karena terdapat
kemungkinan terjadinya perselisihan pendapat antar manajer divisi yang
terlibat, perlu dibentuk lembaga arbitrase untuk memberi kesempatan kepada para
manajer tersebut untuk mengajukan dan menyelesaikan berbagai perbedaan yang
tidak dapat mereka selesaikan dalam proses negosiasi.
9. Praktik
Harga Transfer
Dalam
praktiknya, beberapa metode penentuan harga transfer digunakan bersamaan.
Factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode harga transfer antara lain
tujuan perusahaan: apakah tujuannya adalah mengelola beban pajak, atau mempertahankan
posisi daya saing perusahaan, atau mempromosikan evaluasi kerja yang setara.
BAB
III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Harga
transfer adalah nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam
suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari dua pihak yang bertransaksi
merupakan pusat laba.
Harga transfer dalam arti luas adalah harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi tanpa memandang bentuk pusat pertanggungjawaban.
Dalam arti sempit, harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba atau setidak-tidaknya salah satu dari pusat pertanggungjawaban merupakan pusat laba
Metode yang digunakan dalam menentukan harga transfer ada 3 yaitu:
Harga transfer dalam arti luas adalah harga barang dan jasa yang ditransfer antar pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi tanpa memandang bentuk pusat pertanggungjawaban.
Dalam arti sempit, harga transfer adalah harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba atau setidak-tidaknya salah satu dari pusat pertanggungjawaban merupakan pusat laba
Metode yang digunakan dalam menentukan harga transfer ada 3 yaitu:
1. Metode
Variable Cost
2. Metode
Full Cost
3.
Metode Market Price
4. Metode
Negotiated Price
Comments
Post a Comment