BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

MAKALAH BAB 9 JUDUL
BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Standar adalah tolok ukur atau norma dalam pengukuran kerja. Standar dapat ditemukan dimana saja. Dokter mengevaluasi berat badan menggunakan standar yang telah ditetapkan. Makanan yang dijual di restoran harus disiapkan dengan standar kebersihan khusus. Bangunan yang kita huni harus sesuai dengan standar yang ditetapkan.Standar juga sering digunakan dalam akuntansi manajerial di mana standar tersebut terkait dengan kuantitas dan biaya input yang digunaan dalam produksi barang dan penyediaan jasa. biaya standar unit untuk suatu input tertentu bergantung pada standar kuantitas dan standar harga. Standar kuantitas mengacu pada jumlah input yang seharusnya digunakan dan standar harga mengacu pada jumlah yang seharusnya dibayar .

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari standar unit?
2. Apa pengerian dari biaya produk standar?
3. Apa pengertian dari analisis variansi?
4. Bagaimana cara menghitung analisis variansi bahan baku dan tenaga kerja?
5. Bagaimana cara menghitung analisis variansi biaya overhead?
6. Bagaimana jurnal dalam akuntansi untuk variansi?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari standar unit.
2. Mengetahui pengertian dari biaya produk standar.
3. Mengetahui pengertian analisis variansi.
4. Mengetahui cara menghitung analisis variansi bahan baku dan tenaga kerja.
5. Mengetahui cara menghitung analisis variansi biaya overhead.
6. Mengetahui bentuk jurnal dalam akuntansi untuk variansi.

BAB II
PEMBAHASAN
A.     Biaya standar
            Biaya standar untuk suatu input tertentu bergantung pada standar kuantitas dan standar harga. Standar kuantitas mengacu pada jumlah input yang seharusnya digunakan per unit output. Standar harga mengacu pada jumlah yang seharusnya dibayar untuk jumlah input yang digunakan. Biaya standar unit dapat dihitung dengan mengalikan dua standar ini: Standar Kuantitas x Standar Harga.
Berikut ini beberapa pengertian biaya standar menurut beberapa sumber:
1. Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisien dan faktor-faktor lain tertentu (Mulyadi, 1995 : 415).
 2. Biaya standar adalah biaya yang telah ditentukan terlebih dahulu (diperkirakan akan taerjadi) dan apabila penyimpangan terhadapnya, maka biaya standar ini dianggap benar (Abdul Halim, 1998 : 9).
3. Sistem biaya standar sama dengan sistem biaya aktual kecuali ditambahkan perkiraan varian. Biaya standar biasanya berbeda dengan biaya yang benar-benar dikeluarkan dan diperkirakan varian merupakan tempat penampungan untuk perbedaan ini (Robert N Anthony dan Roger H. Hermanson, 1993 : 40)
Sebagai contoh, suatu perusahaan minuman ringan dalam botol dapat memutuskan bahwa lima ons fruktosa harus digunakan untuk tiap 16 ons botol kola (standar kuantitas) dan harga fruktosa harus $0,05 per ons (standar harga). Jadi, biaya standar untuk fruktosa per botol kola adalah $0,25 (5 x $0,05). Biaya standar fruktosa per unit fruktosa bisa digunakan untuk memprediksi berapa total biaya fruktosa seharusnya ketika tingkat aktivitas berubah. Kemudian perhitungan tersebut akan menjadi rumus anggaran fleksibel, jadi, jika 10.000 botol kola diproduksi, total biaya fruktosa yang diperkirakan adalah $2.500 ($0,25 x 10.000). Jika 15.000 botol diproduksi, total biaya fruktosa yang diperkirakan adalah $3.750 ($0,25 x 15.000).

1.                  Bagaimana Standar Dibuat
Pengalaman historis, studi teknis, dan input dari personel operasional adalah tiga sumber potensial untuk standar kuantitatif. Meski pengalaman historis dapat memberikan petunjuk awal dalam menyiapkan standar, hal ini seharusnya digunakan secara hati-hati. Proses sering berjalan tidak efisien, maka penggunaan hubungan input-output masalalu akan meneruskan ketidakefisienan ini. Studi teknis dapat menentukan cara paling efisien untuk beroperasi dan menyediakan petunjuk yang sangant terperinci. Namun, standar yang ditetapkan biasanya terlalu terperinci. Maka bisa jadi tidak dapat tercapai oleh personel operasional. Karena tenaga operasional bertanggung jawab untuk memenuhi standar, mereka seharusnya memiliki input yang signifikan dalam penetapan standar. Prinsip-prinsip sama yang mengatur anggaran partisipatif berlaku dalam penetapan standar unit.
Standar harga adalah tanggung jawab gabungan dari operasional, pembelian, personalia, dan akuntansi. Operasional menentukan kualitas input yang dibutuhkan. Personalia dan pembelian bertanggung jawab memperoleh kualitas input sebagaimana diminta dengan harga terendah. Tekanan pasar, kelompok dagang dan tekanan eksternal lainnya membatasi ragam pilihan standar harga. Dalam penetapan standar harga, pembelian harus mempertimbangkan diskon, biaya pengiriman dan kualitas. Di lain pihak, personalia harus mempertimbangkan pembayaran pajak penghasilan, fasilitas tambahan dan kualifikasi. Akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan standar harga dan menyiapkan laporan yang membandingkan kinerja aktual terhadap standar.
2. Jenis-jenis Standar
            Standar umumnya diklasifikasikan sebagai sesuatu yang ideal dan sesuatu yang saat ini dapat tercapai. Standar ideal membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya dapat dicapai jika segala sesuatu beroperasi secara sempurna. Tidak ada mesin yang rusak, menganggur atau kurangnya keterampilan (bahkan jika hanya sementara) yang menguntungkan. Standar yang saat ini dapat tercapai (currently attainable standard) bisa dicapai dengan beroperasi secara efisien. Kelonggaran diberikan untuk kerusakan normal, gangguan, keterampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan lain-lain. Standar-standar ini sangat menantang, tetapi dapat dicapai.
Dari dua jenis standar, standar yang saat ini dapat tercapai menawarkan keunggulan dalam hal perilaku pekerja. Jika standar terlalu ketat dan tidak pernah dapat tercapai, maka pekerja menjadi frustasi dan tingkat kinerja menurun. Akan tetapi, standar yang menantang dan dapat dicapai cenderung menghasilkan tingkat kinerja yang lebih tinggi, khususnya ketika para individu yang bertanggung jawab mencapai standar telah berpartisipasi dalam penetapan standar tersebut.
2.                  Mengapa Sistem Biaya Standar Diterapkan
Dua alasan untuk penerapan sistem biaya standar sering disebutkan untuk memperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta memfasilitasi perhitunga harga pokok produk.
Perencanaan dan Pengendalian. Sistem perhitungan biaya standar memperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta memperbaiki pengukuran kinerja. Standar unit adalah syarat fundamental bagi sistem anggaran fleksibel yang merupakan kunci bagi sistem perencanaan dan pengendalian yang baik. Sistem pengendalian anggaran membandingkan biaya aktual dengan biaya yang dianggarkan dengan menghitung varians, yaitu perbedaan antara biaya aktual dan biaya yang direncanakan untuk tingkat aktivitas aktual. Dengan mengembangkan standar harga per unit dan standar kuantitas, varian keseluruhan dapat dipisahkan menjadi variansi harga dan variansi efisiensi atau penggunaan.
Dengan melakukan pemisahan tersebut, seorang manajer memiliki informasi lebih banyak. Jika variansi tidak menguntungkan, seorang manajer dapat mangetakan apakah hal ini diakibatkan oleh perbedaan antara harga yang direncanakan dan harga aktual, perbedaan penggunaan yang direncanakan dan penggunaan aktual, atau keduanya. Karena para manajer memiliki pengendalian lebih atas penggunaan input daripada atas harga, variansi efisiensi memberikan tanda khusus tentang kebutuhan tindakan korektif dan di mana tindakan harus difokuskan. Jadi pada prinsipnya, kegunaan variansi efisiensi adalah meningkatkan pengendalian operasional. Sebagai tambahan, dengan memilah variansi harga dimana manajer secara potensial memiliki lebih sedikit kendali sistem tersebut memberikan pengukuran yang lebih baik atas efisiensi manajerial.
Akan tetapi, keuntungan pengendalian operasional bisa saja tidak dapat diterapkan pada lingkungan kegiatan produksi canggih. Penggunaan sistem biaya standar untuk mengendalikan operasional dalam suatu lingkungan kegiatan produksi canggih dapat menghasilkan perilaku disfungsional. Sebagai contoh, pelaporan variansi harga bahan baku dapat membuat Departemen Pembelian membeli bahan baku dalam jumlah banyak untuk mengambil manfaat dari diskon. Hal ini dapat mengarah pada jumlah persediaan yang signifikan, sesuatu yang tidak diinginkan perusahaan perusahaan dengan sistem JIT (just in time). Jadi, penghitungan variansi secara terperinci-paling tidak ada tingkat operasional-tidak dianjurkan dalam lingkungan baru ini. Meskipun demikian, standar-standar dalam lingkungan kegiatan produksi canggih masih berguna untuk perencanaan, contohnya dalam pembuatan penawaran. Selain itu, variansi-variansi masih harus dihitung dan ditampilkan dalam laporan kepada manajer lini tingkat atas sehingga dimensi finansial dapat diawasi.
Terakhir, hal yang harus disebutkan adalah banyak perusahaan beroperasi dengan sistem manufaktur konvensional. Sistem biaya standar digunakan secara luas. Menurut salah satu survey, 87 persen perusahaan yang merespons menggunakan sistem biaya standar. Lebih jauh lagi, survei menyatakan para responden dalam jumlah yang signifikan menghitung variansi pada tingkat operasional. Sebagai contoh, sekitar 40 persen perusahaan yang menggunakan sistem perhitungan biaya standar melaporkan variansi tenaga kerja untuk kelompok pekerja kecil atau tiap pekerja.
Perhitungan harga pokok produk. Dalam sistem perhitungan biaya standar, biaya- biaya dibebankan pada produk dengan menggunakan standar kuantitas dan harga untuk ketiga biaya produksi; bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Sebaliknya, sistem perhitungan biaya normal menentukan biaya overhead terlebih dahulu untuk tujuan perhitungan harga pokok produk, tetapi membebankan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung pada produk dengan menggunakan biaya aktual. Overhead dibebankan dengan menggunakan tarif yang dianggarkan dan aktivitas aktual. Di sisi lain dari spektrum pembebanan biaya, suatu sistem perhitungan biaya aktual membebankan biaya aktual dari ketiga input manufaktur pada produk. Tampilan tabel dibawah ini meringkas pendekatan pembebanan ketiga biaya ini. Perhitungan harga
pokok produk standar memiliki beberapa keuntungan disbanding perhitungan biaya normal dan perhitungan biaya aktual. Pertama, tentu saja memiliki kapasitas lebih untuk pengendalian. Sistem perhitungan biaya standar juga memberikan informasi biaya per unit yang dapat digunakan untuk keputusan penentuan harga. Secara khusus, hal ini membantu perusahaan-perusahaan yang melakukan banyak penawaran dan perusahaan yang dibayar berdasarkan pada penambahan biaya.
Penyerderhanaan lain juga memungkinkan. Sebagai contoh, jika proses sistem perhitungan biaya menggunakan perhitungan biaya standar untuk membebankan biaya produk, biaya per unit untuk tiap kategori biaya per unit setara tidak perlu dihitung lagi. Suatu biaya per unit standar akan muncul pada tiap kategori. Sebagai tambahan, tidak ada kebutuhan untuk membedakan antara metode akuntansi FIFO dan beban rata-rata untuk biaya persediaan awal. Suatu proses sistem perhitungan biaya standar biasanya akan mengikuti perhitungan unit setara dari pendekatan FIFO, yaitu unit setara kerja saat ini dihitung. Dengan menghitung unit setara kerja saat ini, biaya produksi aktual dapat dibandingkan dengan biaya standar untuk tujuan pengendalian.

Biaya produksi

Bahan baku langsung
Tenaga kerja langsung
overhead
Sistem perhitungan biaya aktual
Aktual
Aktual
Aktual
Sistem perhitungan biaya normal
Aktual
Aktual
Di anggarkan
Sistem perhitungan niya stanadar
Aktual
standar
standar

Tampilan 1. Pendekatan pembebanan biaya.
B. Biaya Produk Standar
Biaya standar juga dapat digunakan dalam organisasi jasa. IRS, misalnya dapat menyiapkan waktu pemrosesas standar untuk beberapa kategori dengan hasil yang berbeda. Jika waktu proses standar adalah 3 menit untu 1040EZ dan standar harga tenaga kerja adalah $9 per jam, maka biaya standar pemrosesan suatu 1040EZ adalah $0,45 ($9 x (3/60)). Contoh lainnya, pemerintah federal menggunakan perhitungan biaya standar untuk mengganti biaya pengobatan. Berdasarkan beberapa penelitian, penyakit dapat diklasifikasikan dalam grup diagnostik yang berhubungan dan biaya rumah sakit yang seharusnya muncul untuk rata-rata kasus yang teridentifikasi.
 Dalam perusahaan manufaktur, biaya standar per unit adalah jumlah biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Lembar biaya standar (standard cost sheet) memberikan perincian yang mendasari biaya standar per unit.


SH = standar unit tenaga kerja x output aktual
= 0,0008 x 100.000
=80 jam tenaga kerja langsung

            Penghitungan jam tenaga kerja langsung standar yang diijinkan dapat diilustrasikan dengan menggunakan operator mesin. Jadi, jika 100.000 bungkus diproduksi, standar jam yang diijinkan adalah sebagai berikut :





 C. Analisis Variansi : Deskripsi Umum
Anggaran fleksibel dapat digunakan untuk mengidentifikasi biaya yang seharusnya muncul pada tingkat aktivitas aktual tertentu. Angka ini diperoleh dengan mengalikan jumlah input yang diijinkan pada output aktual dengan standar harga per unit. Dengan anggara SP adalah standar harga per unit suatu input dan SQ adalah kuantitas standar input yang diijinkan untuk output aktual, biaya input yang direncanakan atau dianggarakan adalah SP x SQ. Biaya input aktual adalah AP x AQ : AP adalah harga aktual per unit input dan AQ adalah kuantitas input aktual yang digunakan.
1.    Variansi Harga dan Efisiensi
Total variansi anggaran adalah perbedaan antara biaya aktual input dan biaya yang direncanakan. Untuk penyederhanaan, kita akan merujuk pada total variansi anggaran sebagai total variansi.
Total variansi = (AP x AQ) – (SP x SQ)
Dalam suatu sistem perhitungan biaya standar, total variansi dibagi menjadi variansi harga dan penggunaan. Variansi harga (tarif) adalah perbedaan antara harga aktual dan harga standar per unit dikalikan dengan jumlah input yang digunakan (AP - SP) AQ. Variansi penggunaan (efisiensi) adalah perbedaan antara kuantitas input aktual dan input standar dikalikan dengan standar harga per unit input (AQ - SQ) SP. Menunjukkan total variansi adalah jumlah variansi harga dan penggunaan merupakan hal mudah.
Tampilan 2  menampilakan diagram tiga cabanng yang menggambarkan proses ini. Total variansi biasanya dibagi dalam komponen harga dan efisiensi untuk bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Variansi yang tidak menguntungkan (Unfavorable- U) muncul ketika harga aktual atau penggunaan input lebih banyak daripada standar harga atau penggunaan. Ketika hal berlawanan yang muncul, variansi yang menguntungkan (Favorable-F) diperoleh. Variansi yang menguntungkan dan tidak menguntungkan tidak sama dengan variansi yang baik dan buruk. Istilah tersebut hanya menunjukkan hubungan harga aktual atau kuantitas dengan standar harga dan kuantitasnya. Baik atau buruknya variansi itu bergantung pada penyebab munculnya mereka. Penentuan penyebabnya mensyaratkan para manajer untuk melakukan beberapa penyelidikan.

. 1. AP x AQ (Kuantitas input aktual pada harga aktual)

3. SP x AQ (Kuantitas input standar pada harga standar)

2. SP x AQ (kuantitas input aktual pada harga standar)

Variansi anggaran (1-3)ͨᶜ

Variansi Harga (1-2)ᵃ


Variansi Penggunaan (2- 3)ᵇ
 










Tampilan 3. Analisis Variansi : Deskripsi umum

2.        Keputusan untuk Menyelidiki
Kinerja aktual jarang memenuhi standar yang ditetapkan secara tepat dan manajemen tidak berharap demikian. Hal yang diharapkan adalah variansi acak seputar standar. Oleh karena itu, manajemen seharusnya memiliki pemikiran tingkat kinerja yang dapat diterima. Ketika variansi-variansi ternyata masih dalam tingkat ini, mereka diasumsikan disebabkan oleh faktor-faktor acak. Ketika suatu variansi jatuhnya diluar tingkat ini, penyimpangan tampaknya disebabkan oleh faktor-faktor tidak acak, baik itu faktor-faktor yang dapat dikendalikan manajer maupun faktor-faktor yang tidak dapat mereka kendalikan. Pada kasus yangtidak dapat dikendalikan, manajer perlu merevisi standar.
     Setelah memahami penyebab pentingnya penyelidikan variansi, kita perlu mengetahui kapan penyelidikan perlu dilakukan. Menyelidiki penyebab variansi dan mengambil tindakan perbaikan seperti pada semua aktivitas, memiliki biaya yang berhubungan dengannya.sebagai prinsip umum, suatu penyelidikan seharusnya dilakukan hanya jika manfaat yang diperkirakan lebih banyak daripada biaya yang diperkiraan. Namun, penilaian biaya dan manfaat suatu penyelidikan variansi bukanlah tugas mudah. Seorang manajer harus mempertimbangkan apakah variansi akan timbul kembali. Jika ya, proses tersebut mungkin tidak terkendali secara permanen. Hal itu berarti penghematan periodik mungkin dapat tercapai jika tindakan korektif diambil. Namun, bagaimana kita dapat mengatakan jika variansi akan muncul kembali, kecuali jika suatu penyelidikan dilakukan? Bagaimana kita mengetahui biaya tindakan perbaikan, kecuali jika penyebab variansi diketahui?
Karena biaya dan manfaat analisis variansi dengan dasar kasus per kasus sulit dinilai, banyak perusahaan menggunakan petunjuk umum untuk menyelidiki variansi, yaitu jika variansi berada di luar tingkat yang dapat diterima. Variansi-variansi tidak akan diselidiki, kecuali jika mereka sangat diperhatikan. Mereka harus disebabkan oleh sesuatu yang lain daripada hanya faktor acak, dan cukup besar (dalam rata-rata) menilai biaya penyelidikan dan mengambil tindakan korektif.
Bagaimana para manajer memutuskan signifikan atau tidaknya variansi? Bagaimana menetapkan kisaran yang dapat diterima? Kisaran yang dapat diterima adalah standar plus atau minus suatu deviasi yang diperbolehkan. Kisaran ukuran teratas dan terbawah yang diperbolehkan disebut batas pengendalian. Batas pengendalian atas adalah standar plus deviasi yang diperbolehkan dan batas pengendalian bawah adalah standar minus deviasi yang diperbolehkan. Praktik saat ini menetukan batas pengendalian secara subjektif: berdasarkan pengalaman terdahulu, intuisi, dan penilaian, manajemen menetapkan deviasi yang diperbolehkan dari standar.
Batas pengendalian sering dinyatakan dalam persentase standard an jumlah dolar absolute. Prosedur statistik formal juga dapat digunakan untuk menyiapkan batas pengendalian. Dengan cara ini, subjektivitas yang terlibat lebih sedikitdan seorang manajer dapat menilai perkiraan variansi yang disebabkan oleh faktor acak. Saat ini, penggunaan prosedur formal masih kurang banyak mendapatkan dukungan.

Biaya Aktual
Biaya yang Dianggarkan
Total Variansi
Jagung
$ 5.382
5238
$ 144,00
Tenagag kerja pengawas
$ 2.646
2376,5
$ 269,50
 Tampilan 5. Laporan kinerja total variansi

D. Analisis Variansi: Bahan Baku dan Tenaga Kerja
Total variansi mengukur perbedaan antara biaya aktual bahan baku dan tenaga kerja
total variansi dapat dibagi dalam variansi harga dan penggunaan, memberikan informasi yang lebih banyak pada manajer. Kita juga akan melakukannya pada bagian berikut.
1.      Variansi Bahan Baku Langsung Pendekatan tiga cabang (kolom) atau pendekatan rumus dapat dipergunakan untuk menghitung harga bahan baku dan variansi penggunaan. Pendekatan kolom.
 Pendekatan kolom dapat digunakan untuk menghitung harga bahan baku dan variansi penggunaan. Dalam penghitungan contoh Bluechitos ini hanya harga dan variansi penggunaan jagung yang ditunjukkan. Banyak yang berpendapat pendekatan grafis ini lebih mudah daripada menggunaan rumus variansi
Variansi harga bahan baku : pendekatan rumus. Variansi harga bahan baku dapat dihitung secara terpisah. Variansi harga bahan baku (material price variance-MPV) mengukur perbedaan antara berapa biaya yang harus dibayar untuk bahan baku dan berapa biaya yang secara aktual dibayar.
Berikut rumus untuk penghitungan variansi ini.
MPV= (AP x AQ) – (SP x AQ)
Atau secara faktor, kita memiliki : MPV = (AP-SP) AQ
Dimana :
AP = harga aktual per unit
SP = harga standar per unit
AQ = kuantitas aktual bahan baku yang dipergunakan
 Penghitungan variansi harga bahan baku. Bluechitos membeli dan menggunakan 780.000 ons jagung kuning pada minggu pertama maret. Harga pembelian $0,0069 per ons. Jadi, AP adala $0,0069, AQ adalah 780.000 ons dan SP adalah $0,0060. Dengan menggunakan informasi ini, variansi bahan baku dihitung sebagai berikut.
   MPV = (AP-SP)AQ
= ($0,0069 - $0,0060) 780.000
= $0,0009 x 780.000
= $702 U
Persentasi SP x AQ = $702/$4.680 = 15%
Tanggung Jawab terhadap Variansi Harga Bahan Baku. Tanggung jawab terhadap pengendalian variansi harga bahan baku biasanya di emban oleh agen pembelian. Harga bahan baku kebanyakan memang di luar kendalinya. Namun, variansi harga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti kualitas, diskon kuantitas, jarak sumber dari pabrik, dan lain-lain. Faktor-faktor ini kerap di bawah kendali agen.
Penggunaan variansi harga untuk mengevaluasi kinerja pembelian memiliki beberapa keterbatasan. Penekanan untuk memenuhi atau di atas standar dapat membuat beberapa hasil yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, jika agen pembelian tertekan untuk menghasilkan variansi yang menguntukan, bahan-bahan dengan kualitas lebih rendah dapat terbeli atau terlalu banyak persediaan yang dibeli untuk mengambil keuntungan dari diskon kuantitas.
Analisis Variansi Harga Bahan Baku. Langkah pertama dalam analisis variansi adalah memutuskan signifikan atau tidaknya variansi. Jika dinilai tidak signifikan, langkah lebih jauh tidak diperlukan. Anggap bahwa variansi harga bahan baku tidak yang tidak menguntungkan adalah $702 yang diniali signifikan (15% dari biaya standar). Langkah selanjutnya adalah mencari tahu penyebab munculnya hal itu.
Pada contoh Bluechitos, penyelidikan menyatakan jagung dengan kualitas lebih tinggi dibeli karena tingkat kualitas biasa langka di pasar. Begitu alasan diketahui, tindakan korektif dapat diambil jika diperlukan dan memungkinkan. Dalam hal ini, tindakan korektif tidak diperlukan. Perusahaan tidak memiliki kendali terhadap kurangnya pasokan; secara sederhana, hanya tinggal menunggu hingga kondisi pasar membaik.
Waktu Penghitungan Variansi Harga. Variansi harga bahan baku dapat dihitung pada satu dua poin: (1) ketika bahan baku dikeluarkan untuk digunakan dalam produksi atau (2) ketika bahan baku dibeli. Perhitungan variansi harga pada titik pembelian lebih disukai. Lebih baik memiliki informasi variansi lebih awal daripada nanti. Semakin awal informasi, semakin tepat tindakan manajerial dapat diambil. Informasi yang sudah lama sering tidak berguna.
Bahan baku dapat tersimpan dalam persediaan berminggu-minggu atau berbulan- bulan sebelum diperlukan dalam produksi. Saat variansi harga bahan baku dihitung dan menandakan suatu masalah, tindakan korektif bisa jadi sudah terlambat. Meskipun tindakan korektif masih memungkinkan, penundaan dapat membebankan perusahaan dalam ribuan jumlah dolar. Sebagai contoh, anggaplah seorang agen pembelian baru tidak tahu tentang diskon kuantitas bahan baku. Jika variansi harga barang yang mengabaikan diskon dihitung ketika pembelian baru dilakukan, tanda awal akan menghasilkan tindakan korektif yang cepat. (dalam hal ini, tindakan menggunakan diskon untuk pembeliaan selanjutnya). Variansi harga bahan baku yang tidak dihitung hingga bahan baku dikeluarkan untuk produksi akan memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan sebelum masalah ditemukan.
Jika variansi harga bahan baku dihitung saat pembelian, AQ perlu diredefinisikan sebagai kuantitas aktual input yang dibeli daripada bahan baku yang digunakan secara aktual. Karena bahan baku yang dibeli dapat berbeda dari bahan baku yang digunakan, keseluruhan variansai anggaran bahan baku tidak harus jumlah variansi bahan baku dan variansi bahan baku yang digunakan. Ketika semua bahan baku yang dibeli digunakan dalam produksi untuk periode diamana variansi dihitung, kedua variansi akan sama dengan dengan total variansi.
Mengenali variansi harga bahan baku saat pembelian juga berarti persediaan bahan baku dihitung pada biaya standar. Input jurnal berhubungan dengan pembelian bahan baku pada sistem biaya standar yang diilustrasikan bagian tambahan pada bab ini.
Variansi Penggunaan Bahan Baku Langsung: Pendekatan Rumus. Variansi penggunaan bahan baku (material usage variance—MUV) mengukur perbedaan antara bahan baku langsung secara aktual digunakan dan bahan baku langsung yang seharusnya digunakan untuk output aktual. Berikut rumus untuk menghitung variansi ini.
MUV = (SP x AQ) – (SP x SQ)
Atau dengan pemfaktoran;
MUV = (AQ – SQ) SP
Dimana :
 AQ = kuantitas aktual bahan baku yang digunakan
SQ = kuantitas standar bahan baku yang diperbolehkan untuk output aktual,
SP = harga standar per unit
Pengihitungan Variansi Pengunaan Bahan Baku. Bluechitos menggunakan 780.000 ons jagung kuning untuk memproduksi 48.500 bungkus keripik jagung. Oleh karena itu, AQ adalah 780.000, kita dapat melihat SP sebesar $0,006 per ons jagung kuning. Meski standar baku yang diperbolehkan (SQ) telah dihitung. Perincian yang mendasari penghitungan perlu dikaji ulang. Ingat bahwa SQ adalah produk kuantitas standar unit dan unit aktual yang di produksi. standar unit adalah 18 ons jagung kuning kuning untuk tiap bungkus keripik jagung. Jadi SQ adalah 18 x 48.500 atau 873.000 ons. Untuk itu variansi penggunaan bahan baku dihitung sebagai berikut.
MUV = (AQ – SQ) SP
= (780.000 – 873.000) ($0,006)
= $558
 F Presentase SQ x SP = $558 / $5.238 = 10,7%
Ketika bahan baku dikeluarkan, variansi penggunaan bahan baku dapat dihitung. Akuntansi untuk pengeluaran bahan baku dalam sistem biaya standar diilustrasiakan pada bagian lampiran bab ini.
Tanggung Jawab atas Variansi Penggunaan Bahan Baku. Secara umum manajare produksi bertanggungjawab pada penggunaan bahan baku. Meminimalkan sis, pembuangan, dan pengerjaan kembali adalah cara-cara manajer untuk memastikan standar akan terpenuhi. Namun, penyebab variansi terkadang diakibatkan oleh hal lain, selain area produksi sebagaimana ditunjukan pada bagian berikutnya.
 Seperti variansi harga, menerapkan variansi penggunaan untuk mengevaluasi kinerja dapat mengarah pada perilaku yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, seorang manajer produksi yang merasaka tekanan untuk menghasilakan variansi yang menguntungkan mungkin membuat unit cacat ditransfer ke barang jadi. Walaupun dapat menghindari pemborosan bahan baku, hal tersebut menimbulkan masalah pada hubungan pelanggan.
 Analisis Variansi Penggunaan Bahan baku. Penyelidikan menyatakan variansi penggunaan bahan baku yang mennguntungan adalah hasil pembelian jagung berkualitas tinggi yang dibeli Departemen pembelian. Dalam hal ini, variansi yang menguntungkan pada intinya dapat dibebankan pada pembelian. Karena variansi pengguanaan bahan baku menguntungkan—tetapi lebih kecil daripada variansi harga yang tidak menguntungkan— hasi keseluruahan perubahan dalam bagian pemebelian tidak menguntungkan. Di Masa depan, manajemen seharusnya mencoba untuk melanjutakan pemebelian jagung dengan kualitas normal.
Jika keseluruhan variansi menguntungkan, respon yang berbeda akan diharapkan. Jika keberadaan variansi yang menguntungkan berlanjut, jagung berkualitas tinggi seharusnya dibeli secara reguler. Selain itu, harga dan standar kuantitas direvisi untuk mencerminakan hal ini. Karena kemungkinan ini, standar tidakn statis. Apabila dalam produksi terjadi dan kondisi berubah, standar-standar bisa jadi perlu dirubah untuk mencerminkan lingkungan operasional baru.
2.                  Variansi Tenaga Kerja Langsung
 Variansi tarif (harga) dan efisiensi (penggunaan) untuk tenaga kerja dapat dihitung, baik dengan menggunakan pendekatan kolom maupun pendekatan rumus. Penghitungan menggunakan rumus dibahas pada bagian berikutnya.
Pendekatan kolom Variansi Tarif Tenaga Kerja: Pendekatan Rumus. Variansi tarif tenaga kerja (labor rate variance—LRV) menghitung perbedaan antara apa yang sudah dibayar untuk tenaga kerja langsung dan apa yang seharusnya di bayar.
Variansi Tarif Tenaga Kerja. Aktivitas tenaga kerja langsung kepada para pengawas bluechitos akan digunakan untuk mengilustrasikan penghitungan seluruh tarif tenaga kerja. Kita mengetahui 360 jam di gunakan untuk pengawasan selama minggu pertama bulan maret. Upah aktual per jam yang dibayarkan untuk pengawasan
Tanggung Jawab Terhadap Variansi Tari Tenaga Kerja. Tarif-tarif tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh tekanan eksternal, seperti pasar tenaga kerja dan kontrak persatuan buruh. Tarif upah aktual jarang mengacu pada tarif standar. Munculnya variansi tarif tenaga kerja biasanya disebabkan olef tarif upah rata-rata yang di gunakan sebagai tarif standar. Selain itu, tenaga kerja yang memiliki keahlian dan gajinya lebih tinggi lebih banyak digunakan untuk tugas yang membutuhkan keahlian lebih sedikit. Lembur yang tidak diperkirakan juga dapat menyebabkan variansi tarif tenaga kerja.
Tarif upah untuk aktivitas tenega kerja tertentu sering berbeda di antara para pekerja karena tingkat senioritas yang berbeda. Suatu tarif upah rata-rata sering dipilih daripada standart tarif tenaga kerja yang mencerminkan tingkat yang berbeda tersebut. Sejalan dengan perubahan bauran senioritas, tarif rata-rata pun berubah. Hal ini akan meningkatkan variansi tarif tenaga kerja. Hal ini juga membutuhkan standar baru untuk mencerminkan bauran senioritas yang baru. Kemampuan mengendalikan tidak dapat diterapkan untuk penyebab variansi tarif tenaga kerja ini.
Akan tetapi, penggunaan tenaga kerja dapat dikendalikan oleh manajer produksi. Penggunaan pekerja yang lebih ahli dalam mengerjakan tugas yang memerlukan keahlian sedikit (atau sebaliknya) adalah keputusan yang dibuat secara sadar oleh seorang manajer produksi. Untuk alasan ini, tanggung jawab atas variansi tari tenaga kerja secara umum dibebankan pada para individu yang memutuskan bagaimana tenaga kerja akan digunakan.
Analisis Variansi Tari Tenaga Kerja. Untuk ilustrasi , anggaplah suatu penyelidikan telah dilakukan meskipun variansi 5% sepertinya tidak dinilai signifikan. Penyebab variansi telah ditemukan, yakni pengguanaan para operator mesin yang digaji lebih tinggi dan lebih ahli sebagai pengawas karena dua pengawas keluar tanpa pemberitahuan resmi. Tindakan korektif adalah merekrut dan melatih dua pengawas baru.
Variansi Efisiensi Tenaga Kerja: Pendekatan Rumus. Variansi efisiensi tenaga kerja (labor efficiency variance—LEV) mengukur perbedaan antara jam tenaga kerja yang secara aktual digunakan dan jam kerja yang seharusnya digunakan.
LEV = (AH x SR) – (SH x SR)
atau kita akan mendapatkan rumus degan pemfaktoran:
LEV = (AH – SH) SR
di mana:
AH = jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan
SH = jam standar kerja langsung yang seharusnya diguanakan,
SR = tarif upah standar per jam.
Pengitungan Variansi Efisiensi Tenaga Kerja. Bluechitos menggunakan 360 jam kerja langsung untuk pengawasan saat memproduksikan 48.500 bungkus keripik jagung. tarif 0.007 jam per bungkus keripik berbiaya $7 per jam seharusnya telah digunakan. Jam standara= yang diperbolehkan untuk pengawasan adalah 339,5 (0,007 x 48.500) jadi AH adalah 360 , SH adalah 339,5 dan SR adalah $7. Variansi efisiensi tenaga kerja dihitung sebagai berikut.
LEV = (AH – SH) SR
 = (360 – 339,5) $7 = 20,5 x $7
 = $143,50 U
Presentase dari SH x SR = $143,50 / $2.367,50 = 6%
Tanggung Jawab terhadap Variansi Efisiensi Tenaga Kerja. Secara umum dapat dikatakan bahwa manajer produksi bertanggung jawab atas penggunaan tenaga kerja langsung secara produktif. Akan tetapi, sebagaimana yang berlaku pada semua variasi, begitu penyebab ditemukan, tanggung jawab mungkin dapata dibebankan pada bidang lain. Sebagai contoh, kerusakan mesin dapat menyebabkan gangguan dan penggunaan non produktif tenaga kerja. Akan tetapi, tanggungjawab pada kerusakan ini bisa jadi merupakan kesalahan pada pemeliharaan. Jika benar, manajer pemeliaharaan seharusnya dibebankan dengan variansi efisiensi tenaga kerja yang tidak menguntungkan ini.
Para manajer produksi bisa jadi tergoda untuk melakukan perilaku disfungsional jika penekanan terlalu banyak ditempatkan pada variansi efisiensi tenaga kerja. Sebagai contoh, untuk menghindari kehilangan waktu dan mencegah tambahan jam kerja kemungkinan pengerjaan ualang, seorang manajer produksi dapat mentrasfer produk cacat ke barang jadi secara sengaja.
 Analisis Variansi Efisiensi Tenaga Kerja. Asumsikan bahwa $143,50 variansi yang tidak menguntungkan dinilai signifikan dan penyebabnya telah diselidiki. Penyelidikan menyatakan banyaknya pemberhentian proses muncul karena tugas operator mesin dipisah antara menjalankan mesin dan pengawasan. (ingat bahwa pekerjaan ganda ini diperlukan karena dua pengawas telah keluar tanpa diduga-duga). Hal ini menyebabkan pengawasan lebih banyak menganggur. Selain itu, para operator mesin tidak dapat memenuhi output standar per jam pengawasan karena mereka kurang berpengalaman dengan proses pemilihan. Tindakan korektif yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah sama dengan yang direkomendasikan untuk variansi tarif yang tidak diinginkan—merekrut dan melatih dua pengawas baru.
Jumlah LRV dan LEV. kita dapat mengetahui variansi tenaga kerja total yang tidak menguntungkan dalah $269,50. Total variansi ini adalah jumlah variansi tarif tenaga kerja yang tidak menguntungkan dan variansi efisiensi tenaga kerja yang tidak menguntungkan ($126,00 + $143,50).
E. Analisis Variansi: Biaya Overhead
Pada bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, total variansi dibagi menjadi variansi harga dan variansi efisiensi. Variansi overhead total, yaitu perbedaan antara overhead yang dibebankan dan overhead yang aktual, juga dibagi menjadi berbagai variansi komponen. Banyaknya variansi komponen yang dihitung bergantung pada metode analisis variansi yang digunakan. Kita akan fokus pada satu metode saja. Pertama, kita akan membagi overhead dalam ketegori-kategori tetap dan variabel. Kemudian, kita akan melihat variansi komponen untuk setiap kategori. Tota; variansi overhead variable dibagi menjadi dua komponen; variansi pengeluaran overhead variable dan variansi efisiensi overhead variable. Dengan cara yang hampir sama, total variansi overhead tetap dibagi menjadi dua kategori; variansi pengeluaran overhead tetap dan variansi volume overhead tetap.
Perbandingan Variansi Harga Bahan Baku dan Tenaga Kerja. Variansi pengeluaran overhead variabel mirip, tetapi tidak sama dengan variansi harga bahan dan tenaga kerja; terdapat beberapa perbedaan konseptual. Overhead variabel merupakan suatu input yang tidak homogen—gabungan dari sejumlah besar bahan baku; seperti bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, listrik, pemeliharaan, dan lain-lain. Tarif standar overhead variabel mewakili biaya beban per jam dan apa yang secara aktual dikeluarkan per jam adalah suatu jenis variansi harga.
Variansi pengeluaran overhead variabel dapat muncul karena harga-harga pada setiap bagian overhead variabel telah meningkat atau menurun. Untuk saat ini, asumsikan bahwa perubahan harga tiap bagian overhead adalah satu satunya penyebab variansi pengeluaran. Jika variansi pengeluaran tidak menguntungkan, kenaikan harga untuk setiap bagian overhead variabel adalah penyebabnya. Jika variansi pengeluaran menguntungkan, penurunan harga akan mendominasi.
Jika satu-satunya sumber variansi pengeluaran overhead variabel adalah perubahan harga, maka hal ini benar-benar dapat disamakan dengan variansi harga bahan baku dan tenaga kerja. Sayangnya, variansi pengeluaran juga dipengaruhi oleh sebeberapa efisiennya overhead yang digunakan. Terbuang atau tidak efisiennya penggunaan overhead variabel akan meningkatkan biaya overhead variabel yang aktual. Selanjutnya, peningkatan biaya ini dicerminkan sebagai kenaikan tarif overhead variabel aktual. Meski harga aktual tiap bagian overhead sama dengan harga yang dianggarkan atau standar, variansi pengeluaran overhead variabel yang tidak menguntungkan masih bisa terjadi. Sebagai contoh, jam penggunaan listrik bisa jadi lebih banyak digunakan dari yang seharusnya. Hal tersebut tidak tertangkap oleh perubahan apa pun dalam jam tenaga kerja langsung, tetapi pengaruhnya tercermin dalam kenaikan biaya total listrik dan biaya total overhead variabel. Selain itu, efisiensi dapat menurunkan biaya aktual overhead dan menurunkan tarif overhead variabel. Pengguanaan yang efisien atas bagian overhead variabel dapat mendukungvariansi pengeluaran yang menguntungkan. Jika pengaruh pembuangan mendominasi, konstribusi bersih tidak akan menguntungkan. Jika efisiensi mendominasi, konstribusi bersih menguntungkan. Oleh sebab itu, variansi pengeluaran overhead variabel adalah hasil dari harga efisiensi.
Tanggung Jawab pada Variansi Pengeluaran Overhead Variabel. Banyak bagian overhead variabel dipengaruhi oleh beberapa pusat pertanggungjawaban. Sebagai contoh, utilitas adalah perpaduan biaya gabungan. Jika tingkat konsumsi overhead variabel dapat di telusuri ke suatu pusat pertanggung jawaban, maka tanggung jawab dapat dibebankan. Konsumsi bahan baku tidak langsung adalah suatu contoh biaya overhead variabel yang dapat ditelusuri.
Kemampuan mengendalikan adalah suatu prasyarat untuk pembebanan tanggung jawab. Perubahan harga bagian overhead variabel intinya berada di luar kendali oleh pengawas. Jika perubahan harga kecil (yang kerap demikian), variansi pengeluaran terutama pada penggunaan efisiensi overhead dalam produksi yang dapat dikendalikan oleh pengawas produksi. Secara umum, tanggung jawab pada variansi pengeluaran overhead variabel dibebankan pada departemen produksi.
Analisis Variansi Pengeluaran Variabel. Varisansi $60 yang tidak menguntungkan hanya mengungkapkan bahwa blue-corn food mengeluarkan lebih banyak overhead variabel secara agregat daripada yang direncanakan. Meski variansi tersebut tidak signifikan, hal ini tidak menyatakan apa pun tentang seberapa baik biaya tiap overhead variable yang telah dikendalian. Pengendalian overhead variabel memerlukan analisis lini per lini pada tiap bagian. Tampilan 9-9 menapilakan suatu laporan kinerja yang menginformasikan inti lini per lini untuk pengendalian overhead variabel yang tepat. Anggaplah angka-angka tersebut berasal dari catatan akuntansi Blue-Corn.
            jelas bahwa dua dari tiga bahan menunjukan tidak adanya masalah pengendalian di perusahaan. Listrik adalah satu-satunya hal yang menunjukan variansi yang tidak menguntungan, bahkan hal ini adalah penyebab keseluruhan variansi pengeluaran overhead variabel. Jiak variansi signifikan, penelidikan dapat dilakukan. Penyelidikan ini dapat menunjukan perusahaan listrik meningkatkan harga listrik. Jika memang demikian, variansi di luar kendali perusahaan. Respons yang benar adalah merevisi rumus anggaran untuk mencerminkan kenaikan biaya listrik. Namun, harga listrik yang tidak berubah berarti penggunaan listik lebih banyak dari yang diharapkan.
Anggaran Fleksibel Variansi Efisiensi Overhead Variabel. Overhead variabel diasumsikan bervariasi sejalan dengan perubahan volume produksi. Kadi, Overhead variabel berubah sesuai proporsi perubahan jam tenaga kerja langsung yang digunakan. Variansi efisiensi overhead variabel mengukur perubahan dalam konsumsi overhead variabel yang muncul karena penggunaan efisien (atau tidak efisien) tenaga kerja langsung. Rumus variansi efisiensi :
Variansi efisiensi overhead                    = (AH – SH)SVOR
Variabel                                               = (400-378,3)$3,85 = $ 84 U (dibulatkan)
Tanggung Jawab Pada Variansi Efisiensi Overhead Variabel. Variansi efisiensi overhead variabel seecara langsung berhubungan dengan efisiensi tenaga kerja langsung atau variansi penggunaan. Jika overhead variabel benar-benar proprsional dengan konsumsi tenaga kerja langsung, maka variansi efisiensi overhead variabel disebabkan oleh efisien atau tidak efisiennya penggunaan tenaga kerja langsung. Hal tersebut sama seperti variansi penggunaan tenaga kerja. Jika jam tenaga kerja langsung yang digunakan lebih banyak(atau lebih sedikit) daripada standarnya, biaya total overhead variabel akan meningkat (atau menurun). Berlakunya pengukuran tersebut bergantung pada seberapa valid hubungan antara biaya overhead variabel dan jam tenaga kerja langsung. Dengan kata lain, apakah biaya overhead variabel benar-benar berubah dalam proporsi perubahan jam tenaga kerja langsung? Jika memang demikian tanggung jawab untuk variansi efisiensi overhead variabel seharusnya dibebankan pada individu yang bertanggung jawab pada penggunaan tenaga kerja langsung : manajer produksi.
Analisis Variansi Efisiensi Overhead Variabel. Alasan variansi efisiensi overhead variabel yang tidak menguntungkan sama dengan yang dikemukakan variansi penggunaan tenaga kerja yang tidak menguntungkan. Waktu lebih banyak digunakan daripada standarnya karena banyaknya waktu menganggur bagi para pengawas dan operator mesin yang digunakan sebagai pengganti para pengawas yang tidak berpengalaman dalam pemilihan. Informasi lebih lanjut tentang pengaruh penggunaan tenaga kerja pada overhead variabel tersedia dalam analisis lini per lini tiap overhead variabel.
3.      Variansi Overhead Tetap
Total Variansi Overhead Tetap. Total variansi overhead tetap adalah pembedaan antara overgead tetap aktual dan overhead tetap yang dibebankan. Overhead tetap yang dibebankan diperoleh dengan mengalikan tarif standar overhead tetap dengan jam standar yang diizinkan untuk output aktual
 Overhead tetap yang dibebankan = tarif standar overhead tetap x jam standar
= $ 32,05 x 21.450
= $ 687.473 (dibulatkan)
Total variansi overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap aktual dengan overhead tetap dibebankan.
Total variansi overhead tetap = $ 749.000 - $ 687.473
 = $ 61.527 kurang dibebankan
Untuk membantu para manajer memahami penyebab overhead tetap kurang dibebankan sebesar $ 61.527, total variansi dasar diperoleh menjadi dua varuansi : variansi pengeluaran overhead tetap dan variansi volume tetap
Variansi Pengeluaran Overhead Tetap. Variansi pengeluaran overhead tetap didefinisikan sebagai perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap dianggarkan. Variansi pengeluaran menguntungkan karena overhead tetap yang dikeluarkan lebih sedikit daripada yang dianggarkan.
Tanggung Jawab pada Variansi Pengeluaran Overhead Tetap. Overhead tetap dibuat dari beberapa bagia terpisah, seperi gaji, penyusutan, pajak, dan asuransi. Banyak overhead tetap-investasi janngka panjang sebagai contoh, tidak berubah pada jangka pendek. Akhirnya biaya overhead tetap sering di luar kendali langsung manajemen. Karena biaya overhead tetap banyak dipengaruhi oleh keputusan jangka panjang dan bukan oleh perubahan dalam tingkat produksi, variansi anggaran biasanya kecil. Sebagi contoh, penyusutan, gaji, pajak, asuransi sepertinya tidak banyak dari yang direncanakan.
 Analisis Variansi Pengeluaran Overhead Tetap. Karena overhead tetap dibuat dari banyak bagian terpisah, perbandingan lini per lini dan biaya yang dianggarkan dengan biaya aktual, menginformasikan penyebab variansi pengeluaran lebih banyak. Pada intinya, laporan tersebut mengungkapkan variansi pengeluaran overhead tetap sesuai dengan yang diperkirakan. Variansi pengekuaran overhead adalah tetap untuk berbasis lini ataupun secara agregatdan relatif kecil.
Variansi Volume Overhead Tetap. Variansi volume overhead tetap adalah pembeaan antara overhead tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang dibebankan.variansi volume mengukur pengaruh perbedaan output aktual dan output yang digunakan di awal tahun untuk menghitung tarif perkiraan standar overhead tetap. Jikan anda berfikir tentang output yang dugunakanuntuk menghitung tarif overhead tetap sebagai kapasitas aktivitas yang dibutuhkan dan output aktual sebagai kapasitas aktivitas yang digunakan maka variansi volume mirip dengan biaya kapasitas aktivitas yang tidak digunakan. Analogi ini berlaku ketika kita menggunakan kapasitas praktis untuk menghitung tarif overhead tetap. Semua biaya overhead tetap adalah sumber daya yang dikeluarkan untuk mendapatkan kapasitas produksi di awal penggunaan.
Sebagai contoh, pada awal tahun, Blue-Corn, Inc. memiliki kapasitas untuk memproduksi 3.000.000 bungkus kerpik dengan menggunakan 23.400 jam tenaga kerja langsung. Output aktual adalah 2.750.000 bungkus. Jadi, out[ut aktual kurang dari yang diperkirakan dan hanya 21.450 jam yang diizinkan untuk output aktual. Kapasitas yang digunakan lebih sedikt dari yang dimiliki, dan biaya dari kapsitas yang tidak digunakan ini dihitung dengan mengalikan tarif dengan perbedaan dalam kapasitas yang diperkirakan dan aktual (diukur dalam jam). Oleh karena itu, kita dapat mengartikan variansi volume sebagai ukuran penggunaan kapasitas.
 Variansi Volume           = $ 32,05 (23.400 – 21.450)
= ($ 32,05 x 23.400) – ($ 32,05 x 21.450)
= $ 749.970 - $ 687.473
 = overhead tetap yang dianggarkan - overhead tetap yang dibebankan
= $ 62.497 U

Tanggung Jawab Pada Variansi Volume Overhead Tetap. Dengan mengasumsikan variansi volume mengukur penggunaan kapasitas tersirat bahwa tanggung jawab umum atas variansi ini seharusnya dibebankan pada Departemen Produksi. Akan tetapi, peyelidikan terhadap alasan varaiansi volume yang signifikan terkadang dapat mengungkapakan penyebabnya adalah faktor di luar kendali produksi. Pada contoh ini tanggung jawab spesifik dapat dibebankan ke tempat lain. Sebagai contoh, bagian pembelian yang mendapatkan bahan kulitas yang lebih rendah dari biasanya dapat mengakibatkan waktu pengerjaan kembali yang signifikan sehingga menyebabkan produksi lebih rendah dan variansi volume yang tidak menguntungkan. Dalam hal ini, tanggumg jawab atas variansi terletak pada bagian pe,belian, bukan pada bagian produksi.
F. Lampiran : Akuntansi untuk Variansi
Untuk mengilustrasikan pencatatan variansi, kita akan mengasumsikan bahwa variansi harga bahan baku dihitung saat bahan baku itu dibeli. Dengan asumsi ini, kita dapat menyatakan suatu aturan umum pada akun persediaan perusahaan : semua biaya persediaan dihiung berdasarkan pada biaya standar. Biaya aktual tidak pernah dimasukkan ke akun persediaan. Dalam pencatatn variansi, variansi yang tidak menguntungkan selalu didebet dan variansi yang menguntungkan selalu di kredit.
1.      Ayat Jurnal untuk Variansi Bahan Baku Langsung
 Variansi Harga Bahan Baku. Ayat junal untuk mencatat pembelian bahan baku adalah sebagai berikut(dengan mengasumsikan, MPV tidak menguntungkan dan AQ adalah bahan baku yang dibeli) Persediaan Bahan Baku SP x AQ Variansi harga bahan baku (AP – SP) AQ Utang Dagang AP x AQ Sebagai contoh jika AP adalah $ 0,0069 per ons jagung, SP adalah $ 0,0060 per ons, dan 780.000 ons jagung dibeli, ayat jurnalnya yaitu : Persediaan Bahan Baku 4.680 Variansi harga bahan baku 702 Utang Dagang 5.382 Perhatikan bahwa bahan baku dicatat dalam akun persediaan dengan biaya standar. Variansi Penggunaan Bahan Baku. Bentuk umum untuk ayat jurnal yang mencatat bahan baku yang dikeluarkan dan digunaka dengan asumsi MUV menguntungkan, adalah sebagai berikut : Barang dalam proses SQ x SP Variansi hpenggunaan bahan baku (AQ – SQ) SP Persediaan bahan baku AQ x SP
Dalam hal ini, AQ adalah bahan baku yang dikeluarkan dan digunakan tidak harus sama dengan bahan baku yang dibeli. Perhatikan bahwa hanya kuantitas standar dan harga standar yang digunakan untuk membebankan biaya pada barang dalam proses, tidak ada biaya aktual yang masuk dalam akun ini. Sebagai contoh, jika AQ adalah 780.000 ons jagung, SQ adalah 873.000 ons, dan SP adalah $ 0,006, maka ayat jurnalanya menjadi : Barang dalam proses 5.238 Variansi hpenggunaan bahan baku 558 Persediaan bahan baku 4.680 Perhatikan bahwa variansi penggunaanyang menguntungkan muncul sebagai ayat jurnal kredit. 2. Ayat Jurnal untuk Variansi Tenaga Kerja Langsung Tidak seperti variansi bahan baku, ayat jurnal untuk mencatat kedua jenis variansi tenaga kerja dibuat secara simultan. Bentuk umum ayat jurnal ini adalah sebagai berikut (dengan asumsi variansi tarif tenagan kerja menguntungkan dan variansiefisiensi tenaga kerja tidak menguntungkan). Barang dalam proses SH x SR Variansi efisiensi tenaga kerja (AH – SH) SR Variansi tarif tenaga kerja (AR – SR) AH Utang gaji AH x AR Sekali lagi, perhatikan bahwa jam standar dan tarif standar yang digunakan untuk membebankan biaya pada barang dalam proses. Harga atau kuantitas aktual tidak digunakan.
Untuk memberikan contoh yang spesifik, asumsikanlah AH adalah 360 jam pengawasan, SH adalah 339,5 jam, AR adalah $ 7,35 per jam, dan SR adlah $ 7,00 per jam. Ayat jurnal sebagai berikut : Barang dalam proses 2.376,50 Variansi efisiensi tenaga kerja 143,50 Variansi tarif tenaga kerja 126,00 Utang gaji 2.646,00 3. Disposisi Variansi Bahan Baku dan Tenaga Kerja Pada akhir tahun, variansi bahan baku dan tenaga kerja biasayna ditutup ke harga pokok penjualan.(praktik ini dapat diterima jika jumlah variansinya tidak terlalu besar). Dengan menggunakan data sebelumnya, ayat jurnala akan mengambil bentuk sebagai berikut : Harga pokok penjualan 971,50 Variansi harga bahan baku 702,00 Variansi efisiensi tenaga kerja 143,50 Variansi tarif tenaga kerja 126,00 Variansi bahan baku yang digunakan 558,00 Harga pokok penjualan 558,00 Jika jumlah variansi material, maka harus diproratakan diantara berbagai akun. Variansi harga bahan baku diproratakan di antara persediaan bahan baku, barabg dalam proses, barang jadi dan harga pokok penjualan. Variansi bahan baku dan tenaga kerja lainnya diproratakan diantara barang dalam proses, barang jadi dan harga pokok penjualan. Variansi bahan baku biasanya diproratakn berdasakan pada saldo bahan baku di tiap akun ini dan variansi tenaga kerja berdasarkan pada saldotenaga kerja dalam akun-akun tersebut. 4. Variansi Overhead Walaupun variansi overhead dapat dicatat dengan mengikkuti pola yang hampir sama seperti yang digunakan untuk tenaga kerja dan bahan baku, variansi ini secara umum lebih diperlakukan sebagai bagian dari suatu analisis overhead periodik. Overhead yang dibebankan diakumulasi dalam akun yang dibebankan dan overhead aktual dihitung dalam akun pengendalian. Secara periodik (contohnya, bulanan), laporan kinerja yang meberikan informasi variansi overhead disiapkan. Kemudian, variansi overhead disingkirkan dengan menutupnya pada harga pokok penjualan jika jumlahnya tidak material, atau dengan memproratakannya diantara barang dalam proses, barang jadi dan harga pokok penjualan jika jumlahnya tidak terlalu besar.
serta overhead tetap dan variabel. Lembar ini juga menyatakan kuantitas setiap input yang seharusnya digunakan untuk meproduksi satu unit output. Dengan menggunakan standar kuantitas uni ini, standar kuantitas bahan baku yang diizinkan dan standar jam yang diizinkan dapat dihitung untuk output aktual. Penghitungan ini memainkan peranan penting dalam analisis variansi. Variansi anggaran adalah perbedaan antar biaya aktual denganbaiya yang direncanakan. Dalam perhitungan biaya standar, variansi anggarandipisah menjadi variansi harga dan penggunaan. Dengan memisahkan variansi anggaran kedalam variansi harga dan penggunaan, para manajer memiliki kemampuan lebih baik untuk menganalisis dan mengendalikan total variansi. Variansi seharusnya diselidiki jika jumlahnya material dan manfaat tindakan perbaikan lebih baik daripada biaya penyelidikan, karena sulitnyamenialai biaya dan manfaat berdasrkan pada kasus per kasus, banyak perusahaan membuat batas pengendalian formal-baik berupa
jumlah nilai uang, presentase maupun keduanya. Perusahaan lainnya menggunakan penilaian untuk menialai kebutuhan atsa penyelidikan. Variansi harga bahan baku dan penggunaan dihitung dengan menggunakan tiga cabang atau rumus. Variansi harga bahan bakku adalah perbedaan antara apa yang seharusanya dibayar untuk pembelian bahan baku dengan apa yang telah dibayarkan (secara umum berhubungan dengan aktivitas pembelian). Variansi penggunaan bahan baku adalah perbedaan antara biaya bahan bakku yang seharusnya digunakan dengan jumlah yang telah digunakan (secara umum brhubungan dengan aktivitas produksi). Ketika terdapat tanda variansi dalam jumlah yang signifikan, penyelidikan dilakukan untuk menemukan penyebabnya. Tindakan perbaikan dilakukan jika memungkinkan untuk meletakkan sistem kembali dalam kendali. Variansi tenaga kerja dihitung dengan menggunakan pendekatan tiga cabang atau rumus. Variansi tarif tenaga kerja berbeda dengan tarif upah standar. Hal ini adalah perbedaan antar upah yang dibayarkan dengan upah yang seharusnya dibayarkan. Variansi efisiensi tenaga kerja adalah perbedaan antara biaya tenaga kerja yang digunakan dan biaya tenaga kerja yang seharusnya digunakan. Ketika terdapat tanda variansi dalam jumlah yang signifikan, penyelidikan dilakukan. Tindakan perbaikan dilakukan jika memungkinkan unutk mengembalikan sistem dalam kendali. Variansi pengeluaran overhead variabel adalah perbedaan antara biaya overhead variabel aktual dan biaya overhead variabel yang dianggarkan pada jam kerja aktual. Oleh sebab itu, hal itu adalah variansi anggaran yang dihasilkan dari perubahan harga dan penggunaan efisien atau tidak efisien atas input overhead variabel. Variansi efisiensi varaiabel adalah perbedaan antara overhead varaiabel yang dianggarka pada input aktual dan overhead variabel dibebankan. Hal ini langsung dapat ditambahkan pada efisiensi penggunaan tenaga kerja dan asumsi bahwa semua overhead variabel digerakkan oleh jam tenaga kerja langsung. Variansi pengekuaran overhead ntetapa adalah perbedaan antara biaya aktual overhead tetap dan biaya overhead tetap yang dinggarkan. Jadi, variansi ini hanyalah variansi anggaran. Variansi volume adalah perbedaan antara overhead tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang dibebankan. Variansi ini muncul ketika volume produksi yang diperkirakan sehingga merupakan ukuran penggunaan kapasitas.
Dengan asumsi varaiansi harga bahan baku dihitung saat pembelian, semua persediaan ditetapakan pada biaya standar. Biaya akual tidak pernah dimasukkan dalam akun persediaan. Beberapa akun dibuat untuk varaiansi harga bahan baku dan penggunaan, serta untuk variansi tarif tenaga kerja dan sfisiensi. Variansi-varaiansi yang tidak menguntungkan selalu di debet, variansi yang menguntungkan selalu dikredit. Varaiansi overhead biasanya tida dijurnalkan. Sebagai gantiny, laporan overhead periodik yang disiapkan memberikan informasi varaiansi overhead.

BAB III
PENUTUP
A.     KESIMPULAN
Suatu sistem biaya standar menganggarkan kuantitas dan biaya menggunakan dasar unit. Anggaran untit ini adalah tenaga kerja, bahan baku dan overhead. Dengan demikian, biaya standar adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk barang atau jasa. Standar yang dibuat ditetapkan berdasarkan pengalaman historis, studi teknis, dan input dari personel operasional, pemasaran dan akuntansi. Standar yang saat ini dapat dicapai adalah standar yang dapat diraih dengan kondisi operasional yang efisien. Standar ideal adalah standar yang dapat dicapai dengan efisiensi maksimum atau kondisi operasional ideal. Sistem perhitungan biaya standar digunakan untuk memperbaiki perencanaan dan pengendalaian serta memfasilitasi perhitungan harga pokok produk. Dengan membandingkan hasil aktual dengan standar dan membagi variansi dalam komponen harga dan kuantitas, respons balik tersedia bagi para manajer.         
Informasi ini memungkinkan para manajer untuk menerapkan tingkat kendali yang lebih besar terhadap biaya daripada yang ditemukan dalam sistem perhitungan biaya normal arau aktual. Keputusan seperti penawaran juga dibuat lebih mudah ketika sistem perhitungan biaya standar digunakan. Lembar biaya standar memberikan perincian untuk perhitungan biaya standar per unit. Hal ini menunjukkan biaya standar untuk bahan baku, tenaga kerja


Comments

Popular posts from this blog

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DI AMERIKA

makalah manajemen aset daerah